Wednesday, 5 December 2012

Pokok


Newcastle dah snow!! Happy nyer..... Yes, can go golek2 on the snowy field lepas habis hantar assignment Jumaat ni lah. *Pray hard that it would finish by tomorrow, yet I'm still writing an entry. LOL*

So, alkisahnya today, those trees yang nampak gersang tak berdaun tu, nampak indah sangat diliputi salji putih. Siapa sangka ranting kosong mampu menjadi hiasan terindah di kala musim sejuk ni kan? They are the same trees yang keluarkan bunga ketika musim bunga, daun ketika musim panas, dan semua daun tu menjadi bunga kembali ketika musim luruh, dan akhirnya semua daun itu luruh apabila tiba musim sejuk. Setiap musim  itu mempunyai tarikan keindahan yang tersendiri. Blog entri saya sebelum ini ada juga pasal autumn sebab saya suka sangat drama korea 'autumn in my heart'. Plus, as I mentioned just now, daun-daun kering tu juga lah yang nampak cantik, macam bunga brownish-orange je colour dia. And today, though there was nothing on the branches, the trees still looked good. 

And, today juga ada usrah kat rumah kitorang. After tafsir some of the 'ayah's from surah Yusuf *a story about Yusuf's handsomeness* and the 19th of 40 hadiths *belief and seek guidance or help from Allah*, Aqiedah pon buat la perkongsian ilmu she got while attending a program in Manchester last week. She already told Musfirah and me about the tree analogy, so I just re-listened to her again.

Indahnya pohon itu tidak hanya terletak pada ranting dan daunnya sahaja, malah pada akarnya. Walau tidak nampak pada zahirnya, tetapi akar itulah menjadi penyumbang besar kecantikan hakiki itu. Ibarat aqidah sebagai akar, batang dan ranting sebagai ibadah dan amalan, buah dan daun sebagai akhlak. Ranumnya buah, mekarnya bunga bergantung pada kekuatan akar dan batang. Baiknya akhlak seseorang bergantung pada aqidah dan ibadahnya. Kuat pegangan dan banyak amalannya, semakin mulia lah akhlaknya. 

Surah Ibrahim:

Have you not considered how Allah sets forth a parable of a good word (being) like a good tree, whose root is firm and whose branches are in heaven (24)
Yielding its fruit in every season by the permission of its Lord? And Allah sets forth parables for men that they may be mindful (25)
Persoalan:

Apa itu 'aqidah'? 
Ya, saya tahu, itu nama best friend saya di Newcastle, merangkap housemate saya yang menjadi bahan usikan tegar saya. Jahat kan? Haha. 
No la... we are talking about real aqidah, not Aqiedah. 
Jawapan:

Baiklah, mari tanya pak cik Google yang mampu memberi sumber sahih. Even that, we have to make sure that the source is real and comes from a trusted page. You may even ask your mates who have this kind of knowledge to get a true meaning of 'aqidah'.

Aqidah or I'tiqad according to the scholars of Islam is: The firm creed that one's heart is fixed upon without any wavering or doubt. It excludes any supposition, doubt or suspicion.

In Arabic, one states, "Aqada the rope" when the rope is tied firmly. Kawan baik saya tu pon berceritalah  tentang sebuah analogi lagi. And it's about a goat which is tied with a rope to a tree trunk. Andaikan manusia itu adalah kambing, dan tali itu sebagai aqidah. Tali itu haruslah kuat ikatannya pada batang pokok or any supporter, so that kambing itu tertambat rapi. Kita percaya dan pegang dengan iman kita kepada Allah. If the rope is tied loosely, sure the goat could run somewhere else, right? Same applies to the human mankind. If you entrust a belief in Allah and put a lot of efforts to get yourself devoted to Him, insyaAllah our aqidah would be tightened, and we would never lose hopes and helps from Allah.

Kita percaya kepada 5 rukun islam yakni mengucap 2 kalimah syahadah, solat 5 waktu, puasa fardu ramadhan, zakat, dan menunaikan haji jika berkemampuan. Syahadah mengiakan kepercayan dan kebergantungan kita kepada Allah, yang mendidik jiwa dan aqidah dalam diri kita tentang kewujudan Allah yang Maha Esa dan Nabi Muhammad sebagai rasul-Nya. Next, bagaimana nak tunjuk our obedience? Sudah tentulah melalui ibadat, bukan? Ibadat dan amalan seperti yang kita ketahui merupakan perkara yang kita lakukan dalam hari-hari kita tak kisahlah berapa kerap amalan itu dilakukan. Jika kita ikhlas dalam ibadat itu semata-mata untuk mencari keredaan Allah, nescaya Allah akan mengurniakan kita nikmat dan ganjaran seperti yang telah dijanjikan dalam kitab AlQuran al-karim. 

Manusia sering alpa apabila diuji dengan nikmat dunia. Since ibadah is a mirror to aqidah, by how much you do the good deeds shows the strength of your aqidah. Qiamullail or even solat 5 waktu di awal waktu is a good example. Imagine yourself having a deadline real soon, yet you haven't nearly finished the assignment. So, you take time and solat at the end of the respective period. It shows that you have second graded the importance of Allah. And that shows iman you hold. Same goes with watching a drama during Maghrib prayer time. Even I finish the drama first before reciting prayer, teruk kan? Yet, I'm wishing too much dreams to be true. The victory shall be endorsed only by Allah. If you put less effort towards achieving the victory, how can you wish to be granted a best reward, right? Ya Allah, guide me towards being a better khalifah. Bantulah aku untuk mengingati dan beribadat kepada-Mu. Kepada-Mu aku berserah dan kepada-Mu aku meminta pertolongan.

And finally, ahklak or manners as a mirror of our ibadah. Kalau sempurna solat kita, insyaAllah tak jadi jahat lah. Hasil ibadah itu sendiri mampu memupuk ahklak kita supaya jadi baik dan berkeperibadian mulia. Tapi, jangan pula salah sangka dengan cerita pemabuk tegar yang jahat disiang hari tapi mati tersenyum apabila ajal menjemput. Lelaki itu sentiasa bertaubat di malam hari serta menyesali perbuatan atau perilaku buruknya kepada Allah. Sesungguhnya taubatnya itu diterima Allah. 

So, silalah tingkatkan amalan baik untuk jadi person yang ada good manner. Jangan jadi kutu berahak pula. Kutu berakhlak tak pe. Hihi. Okay la, nak kena sambung buat assignment. *Konon-konon nak jadi D dalam 'Istanbul Aku Datang la, ada XOXO bagai*


No comments:

Post a Comment